tag:blogger.com,1999:blog-19612149754545900362024-02-07T09:56:13.580+07:00CoratCoretIgarRead-Write-ShareCoratCoretIgarhttp://www.blogger.com/profile/00907630394438389598noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-1961214975454590036.post-70350622113768204142020-05-10T09:22:00.000+07:002020-05-10T09:22:18.910+07:00Merasa Sendiri<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBq3S49J3yvYAdXrqGHIMgrLtMFYGzugQ_oQrgOFURn2OPr1Dpd6l32F07qjTpwnVaY5_3FF4wp4_uh3F_lnubmm6lIemR_ulXpl9rVWuf6bVwtY33BrbdrL2OhCjwSjSW552OjuXYKvM/s1600/241fdb7e48def39b06dda3f79ab62f50.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="736" data-original-width="736" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBq3S49J3yvYAdXrqGHIMgrLtMFYGzugQ_oQrgOFURn2OPr1Dpd6l32F07qjTpwnVaY5_3FF4wp4_uh3F_lnubmm6lIemR_ulXpl9rVWuf6bVwtY33BrbdrL2OhCjwSjSW552OjuXYKvM/s320/241fdb7e48def39b06dda3f79ab62f50.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: xx-small;"><i>Source: Pinteres</i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: xx-small;"><i><br /></i></span>
<span style="font-size: xx-small;"><i><br /></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: xx-small;">Perempuan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: xx-small;">Ketika dia menjadi seorang anak, dia istimewa. Mengantarkan kedua orang tuanya ke surga dengan sifat sholehahnya. Ketika dia menikah, dia berharga karena Rasulullah bersabda, sebaik-baik perhiasaan adalah seorang wanita shalehah. Ya, perempuan itu istimewa. Ada kekuatan dibalik lelehan air matanya. Ada rasa tak berdaya dibalik tawa lepasnya. Ada rasa sepi menyelinap dibalik keanggunannya.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;">Sepi.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;">Ketika ia sendiri, ia merasa sepi, meski dikelilingi sahabat-sahabat yang selalu peduli. Ia sepi. Karena gelombang rasa di dalam batinnya belum menemukan tempat untuk berlabuh. Hingga datang seseorang yang ia nanti-nanti sejak dulu.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;">Ya, dia datang. Membawa sejuta asa untuk rasa yang telah lama terpendam.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;">Sepi itu hilang. Berganti kehangatan cinta. Mengobati rindu yang menggebu. Yang dulu tak bisa ia ucapkan. Kini bisa ia lantangkan.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;">Tapi...</span><br />
<span style="font-size: xx-small;">Sepi itu tiba-tiba menghampiri lagi.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;">Sepi.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;">Cinta itu ada. Rasa itu masih sama. Rindu yang kali ini berubah. Bukan lagi pada satu manusia. Tapi mereka. Mereka yang sebelumnya selalu ada di balik rasa sepi. Menghibur diri yang hampir tenggelam dalam gelombang perasaan yang tak pasti. Dan kini, mereka yang entah pergi, atau perempuan itu yang terlalu lama menepi.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;">Ia rindu. Pada tawa dan canda yang begitu tulus ketika menyapa. Pada senyum yang selalu ramah meski penat melanda. Pada tangis yang selalu mengingatkannya pada Sang Pencipta.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;">Rindu.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;">Ia rindu mereka.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;">Entah mereka yang sudah berubah. Atau dia yang terlalu lama mendekam di dunia barunya. Tenggelam dalam rasa yang dulu dinantinya.</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span></div>
CoratCoretIgarhttp://www.blogger.com/profile/00907630394438389598noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1961214975454590036.post-72438209685810152682020-03-28T19:19:00.000+07:002020-03-28T19:19:44.568+07:00Pulang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhydoMtAfVL2WyVlDfIyb0-yDtygmLO8-Q3pyNNhkBTjSVbKNtKzSkxvMyS7HkLcjIP7Iq3OLgpVhYJAM5xlM2td533P3_QnmP_aHFMPV2EPSGSj-q7RKrF5yT0GVqAl1fFR1LKoQyEnw/s1600/80.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhydoMtAfVL2WyVlDfIyb0-yDtygmLO8-Q3pyNNhkBTjSVbKNtKzSkxvMyS7HkLcjIP7Iq3OLgpVhYJAM5xlM2td533P3_QnmP_aHFMPV2EPSGSj-q7RKrF5yT0GVqAl1fFR1LKoQyEnw/s1600/80.jpg" width="320"></a></div>
<div style="text-align: center;">
<i><span style="font-size: x-small;">Photo Source: <a href="http://oliverskulls.blogspot.com/">oliverskulls.blogspot.com</a></span></i></div>
<i><br></i>
<i>Now Playing: Michael Buble - Home</i><br>
<br>
<div style="text-align: justify;">
Ia duduk di sudut teras kafe itu. Di sebuah kursi kayu dengan meja bundar cokelat tua di depannya. Ada kekosongan di tengah hiruk pikuk tempat itu. Ia merasa sepi ditengah lagu jazz yang terdengar sayup dari dalam, membuatnya merasa ingin beranjak dan berlari pergi. Namun, ia hanya bisa membenamkan tubuhnya lebih dalam ke sandaran kursi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Sepasang mata bulatnya menatap secangkir cokelat di atas meja. Cairan itu masih mengepulkan sedikit asap. Meski sudah berada di sana sekitar sepuluh menit yang lalu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Gadis itu menegakkan tubuhnya. Jemari lentiknya meraih cangkir itu dan memainkan sendok teh di dalamnya. Ia tatap beriak cairan cokelat itu. Warnanya pekat. Ia sama sekali tidak bisa melihat dasar gelas dari sana. Persis seperti hatinya yang sudah terlalu penuh dengan ungkapan rindu yang tak terucap. Hingga ia tidak bisa lagi melihat titik awalnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang ia sadari, kini ia duduk manis di sebuah kafe dengan secangkir cokelat panas sepulang bekerja. Melepas penat yang mulai mencapai titik puncak. Ia sadar, ia telah mendapatkan semuanya di sini. Semua cita-citanya tercapai di sini. Namun, rindu mengalahkan segalanya. Semua yang ia punya tampak tidak berarti lagi. Kini, ia hanya ingin pulang. Sejenak meninggalkan ibu kota yang mulai membuatnya penat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Another aeroplane...</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Another sunny place...</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>I'm lucky I know...</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>But I wanna go home...</i></div>
<div style="text-align: center;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Jemari lentiknya merogoh tas selempang di atas pangkuannya. Mengeluarkan sebuah ponsel dari dalam sana.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ia membuka galeri foto di sana. Ia telusuri semua gambar di dalamnya. Sejenak ia tersenyum. Mengenang masa lalunya yang begitu indah. Berkumpul bersama teman, adik dan kakak, dan...ayah dan ibu. Tatapannya terkunci di foto sepasang suami istri itu. Wajah mereka tengah tersenyum. Garis-garis halus di wajah mereka membuat hatinya bergetar. Ia ingin pulang. Ia ingin bertemu kedua orang tuanya. Memeluknya erat-erat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Kini ia sadar, ia telah begitu jauh melangkah. Meninggalkan mereka, orang-orang yang telah membuatnya lahir ke bumi, hanya demi sebuah mimpi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Setetes air jatuh ke atas layar, tepat di atas foto itu. Wajah Sang Gadis dibanjiri air mata. Ia memasukkan kembali ponsel itu ke dalam tasnya. Segera ia sampirkan tas merah itu ke bahu kanannya. Ia beranjak. Kedua kakinya mulai melangkah cepat-cepat. Meninggalkan secangkir cokelat yang asapnya mulai pudar.</div>
<div style="text-align: center;">
<i><br></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>It'll all be alright,</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i> I'll be home tonight,</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i> I'm coming back home.</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><br></i></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
CoratCoretIgarhttp://www.blogger.com/profile/00907630394438389598noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1961214975454590036.post-42648163207333427402019-02-14T20:23:00.005+07:002019-02-14T20:24:06.428+07:00Keep The Faith - 1<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEfT__8TWwIm2-bIiDByEP-njDuWoXmEU0Sn68C0q7iueToFsIaEa0UE5xPaFmqyVY8S60q9DKKn1w8w8f0B39BOVgQ1vNqlYTjOogJCHN3gszcA7sMZt4zWvfGe1jV6KXldoqNN5ABEA/s1600/Keep+The+Faith+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="612" data-original-width="620" height="315" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEfT__8TWwIm2-bIiDByEP-njDuWoXmEU0Sn68C0q7iueToFsIaEa0UE5xPaFmqyVY8S60q9DKKn1w8w8f0B39BOVgQ1vNqlYTjOogJCHN3gszcA7sMZt4zWvfGe1jV6KXldoqNN5ABEA/s320/Keep+The+Faith+1.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
- Ust. Hanan Attaki -</div>
<div style="text-align: center;">
Masjid Al Lathiif, 17 Juni 2015</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tagline : "Ngapain pusing, serahkan saja semuanya pada Allah."</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah SWT berfirman:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
وَأَوْحَيْنَآ إِلٰىٓ أُمِّ مُوسٰىٓ أَنْ أَرْضِعِيهِ ۖ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِى الْيَمِّ وَلَا تَخَافِى وَلَا تَحْزَنِىٓ ۖ إِنَّا رَآدُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ</div>
<div style="text-align: justify;">
"Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang Rasul."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
فَالْتَقَطَهُۥٓ ءَالُ فِرْعَوْنَ لِيَكُونَ لَهُمْ عَدُوًّا وَحَزَنًا ۗ إِنَّ فِرْعَوْنَ وَهٰمٰنَ وَجُنُودَهُمَا كَانُوا خٰطِئِينَ</div>
<div style="text-align: justify;">
"Maka dia dipungut oleh keluarga Fir'aun agar (kelak) dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sungguh, Fir'aun dan Haman bersama bala tentaranya adalah orang-orang yang bersalah."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
وَقَالَتِ امْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّى وَلَكَ ۖ لَا تَقْتُلُوهُ عَسٰىٓ أَنْ يَنْفَعَنَآ أَوْ نَتَّخِذَهُۥ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ</div>
<div style="text-align: justify;">
"Dan istri Fir'aun berkata, (Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak, sedang mereka tidak menyadari."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
وَأَصْبَحَ فُؤَادُ أُمِّ مُوسٰى فٰرِغًا ۖ إِنْ كَادَتْ لَتُبْدِى بِهِۦ لَوْلَآ أَنْ رَّبَطْنَا عَلٰى قَلْبِهَا لِتَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ</div>
<div style="text-align: justify;">
"Dan hati ibu Musa menjadi kosong. Sungguh, hampir saja dia menyatakannya (rahasia tentang Musa), seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, agar dia termasuk orang-orang yang beriman (kepada janji Allah)."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
وَقَالَتْ لِأُخْتِهِۦ قُصِّيهِ ۖ فَبَصُرَتْ بِهِۦ عَنْ جُنُبٍ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ</div>
<div style="text-align: justify;">
"Dan dia (ibunya Musa) berkata kepada saudara perempuan Musa, Ikutilah dia (Musa). Maka kelihatan olehnya (Musa) dari jauh, sedang mereka tidak menyadarinya,"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ الْمَرَاضِعَ مِنْ قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلٰىٓ أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُۥ لَكُمْ وَهُمْ لَهُۥ نٰصِحُونَ</div>
<div style="text-align: justify;">
"dan Kami cegah dia (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah dia (saudaranya Musa), Maukah aku tunjukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik padanya?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
فَرَدَدْنٰهُ إِلٰىٓ أُمِّهِۦ كَىْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَلِتَعْلَمَ أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ</div>
<div style="text-align: justify;">
"Maka Kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati, dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah adalah benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya."</div>
<div style="text-align: justify;">
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 7-13)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini adalah salah satu kisah nyata yg direkam dalam Al Qur'an. Al Quran adalah nasehat, pelajaran yang benar, sehingga Al Quran tidak akan mengangkat 1 cerita kecuali itu pernah terjadi dan menjadi pelajaran untuk seluruh umat manusia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam ayat tersebut dijelaskan, bahwa Allah tidak akan pernah mengecewakan orang-orang yg percaya kepada Allah, Allah tidak mungkin mengecewakan orang yang berserah diri kepada-Nya. Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Demi Allah, Allah itu malu jika melihat hamba-Nya mengangkat kedua tangan kemudian Allah tidak mengabulkan doanya itu. Allah malu. Mustahil Allah akan mengabaikan orang yang mengangkat kedua tangannya dan meminta kepada Allah."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi kenapa harus pusing?</div>
<div style="text-align: justify;">
Laa tahzan, kata Nabi kepada Abu Bakar.</div>
<div style="text-align: justify;">
Laa tahzan, jangan sedih, jangan pusing, jangan stres, jangan berputus asa, jangan galau.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah SWT berfirman:</div>
<div style="text-align: right;">
يَسْئَلُهُۥ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ ۚ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِى شَأْنٍ</div>
<div style="text-align: justify;">
"Apa yang di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan."</div>
<div style="text-align: justify;">
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 29)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi kenapa harus merasa sendiri? Merasa bingung? Merasa putus asa? Bukankah ada Allah subhanahu wa ta'ala? Dan Allah bukan hanya sekadar "ada", tetapi Allah siap menolong setiap hamba-Nya yang meminta tolong kepada Allah. Inilah yang akan melahirkan prasangka baik kepada Allah, dan akhirnya berbuah kepada tawakal 'alallah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kisah Hatim Al Ashom</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang tokoh zuhud dalam sejarah Islam. Hidup di tahun 200an Hijriyah. Dia punya banyak anak. Ingin pergi haji namun tidak tega jika harus meninggalkan anak-anak dan istrinya. Dia tidak punya nafkah, modal, yg ditinggalkan untuk keluarganya jika ia pergi haji. Setiap datang musim haji, ia bersedih karena tidak bisa pergi. Anugerah dari Allah, dia memiliki putri yang shalehah. Ketika bulan Dzulqa'dah, putri sulungnya ini bertanya, "Wahai ayah, kenapa engkau bersedih setiap hari?" Hatim Al Ashom menceritakan kesedihannya itu kepada putrinya. Kata putri sulungnya, "Ayah, berangkatlah. Tenang. Ada Allah yang akan mengurusi kami. Tidak perlu khawatir dengan nasib kami." Dia pun membujuk ibunya, "Ya Umma, tolong bujuk ayah untuk berangkat haji dan tidak perlu khawatir dengan Nasib kita. Ada Allah."</div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya istri dan anaknya berhasil membujuk Hatim. Ia pergi haji tanpa membawa bekal kecuali untuk 1 hari saja. Dan dia meninggalkan bekal atau nafkah untuk keluarga yang hanya cukup untuk 3 hari saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di tengah jalan, ketua rombonganya sakit keras. Sampai dokter pun tidak bisa menyembuhkan. Setelah berhari-hari Hatim mencoba mengobatinya dengan air yang dibacakan bismillah (istilahnya bertawasul, dalam riwayat Nabi pernah melakukannya, air itu menjadi obat, Allah yang menyembuhkan) Hatim berdoa, "Ya Allah sembuhkanlah orang ini, karena dia niatnya beribadah kepada-Mu, dia adalah tamu-Mu." Lalu air itu diminumkan kepad ketua rombongannya. Kemudian beliau sembuh. Dan ketua rombongan itu menjadi senang kepada Hatim hingga ia memberikan bekal kepada Hatim, sehingga Hatim memiliki bekal yang cukup selama berangkat haji hingga pulang ke rumah. Waktu itu Hatim menangis, "Ya Allah, Engkau sebaik-baik penjaga dalam perjalanan. Dan Engkau telah membuktikan ini. Dan saya meminta tunjukan juga buktinya bahwa Engkau adalah sebaik-baik penjaga untuk keluarga yang aku tinggalkan."</div>
<div style="text-align: justify;">
Hari pertama sampai ke 3, keluarganya masih bisa makan. Hari ke 4, hanya minum air. Hari ke 5, anak-anaknya mulai menangis. Istri Hatim sedih melihat anak-anaknya yang masih kecil itu menangis kelaparan, hingga ia memarahi putri sulungnya, "Ini gara-gara kamu yang membiarkan ayah pergi haji, dan meninggalkan nafkah hanya untuk 3 hari. Sehingga lihat kondisi kita sekarang tidak punya makanan. Adik-adikmu menangis. Ini semua gara-gara kamu!"</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam keadaan seperti itu, putri sulungnya malah tersenyum dan membuat ibunya heran. </div>
<div style="text-align: justify;">
"Kenapa kamu malah tersenyum?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Wahai ibu, apakah ayah itu seorang Ar Razaq, seorang pemberi rizki atau pemakan rizki?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ayahmu itu adalah pemakan rizki. Bukan pemberi rizki. Allah pemberi rizki."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ya umma, kalau begitu sang pemakan rizki telah meninggalkan kita, sementara Sang Pemberi Rizki tetap bersama kita. Kenapa ibu khawatir? Ya umma, bersabarlah, dan mintalah pertolongan Allah subhanahu wa ta'ala."</div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak lama kemudian ada yang mengetuk pintu rumah mereka. Ketika dibuka, berdiri seorang pengawal raja Al Hakim yang sedang dalam perjalanan bersama Raja dan rombongan untuk berburu dan kehabisan air minum. "Bolehkah kami meminta air dari keluarga ini?" Tanya pengawal itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dibukalah pintu, lalu disiapkan air dan diberikan kepada Raja yang sedang menunggu di tendanya oleh pengawal tadi. Ketika Raja minum air daru sumurnya Hatim Al Ashom, Raja kaget. Air itu seperti air gula. Segar dan manis. Dan air manis itu baik untuk orang yang dehidrasi. "Belum pernah saya minum air sumur yang segar dan manis seperti ini," ucap sang Raja. "Darimana kamu mendapatkannya?"</div>
<div style="text-align: justify;">
Disebutkanlah oleh pengawal itu, air itu berasal dari rumah seorang laki-laki ahli ibadah, namanya Hatim Al Ashom. </div>
<div style="text-align: justify;">
Raja meminta untuk diantar ke rumah Hatim dan berkenalan dengan keluarganya. </div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar kisah Istri Hatim yang ditinggal suaminya pergi haji tanpa bekal yang cukup, Raja terharu dan kagum pada keshalehan putri sulung mereka dan memberikan puluhan koin dinar pada keluarga mereka. "Ini hadiah untuk keluarga kalian untuk air yang tadi kami minum dan untuk keshalehan keluarga kalian."</div>
<div style="text-align: justify;">
Ini Allah yang mendatangkan. Siapa yang kaya, siapa yang miskin. Ternyata yang kaya yang datang kepada yang miskin untuk meminta air. Allah yang mengurus. Allah punya rencana.</div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya keluarga Hatim bisa memberi berbagai makanan lagi. Semuanya bahagia. Namun putri sulungnya menangis. "Ya bunayyati, kenapa kamu menangis? Mengherankan sekali keadaanmu. Kami tadi menangis, kamu tersenyum. Sekarang kami tertawa kamu menangis," ucap Istri Hatim.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ya umma, Raja itu seorang hamba yang tidak bisa memberi manfaat untuk dirinya, tidak pula bisa menolak mudhorot atas dirinya. Tapi orang yang lemah seperti raja itu ketika melihat kita seperti ini memberikan apa yang dia punya, lalu bagaimana dengan Zat Yang Maha Kaya, Yang Maha Rahim, mungkinkah Dia akan menyia-nyiakan amal dan keyakinan kita sehingga menelantarkan kita, ya umma?"</div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya ibunya menangis dan beristigfar.</div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah kisah nyata Hatim Al Ashom dan keluarganya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah tidak akan menyia-nyiakan amal dan keyakinan kita. Masalahnya, kita yang gak yakin-yakin amat sama Allah subhanahu wa ta'ala. Allah setiap hari mau mengurus hamba-Nya, ga pernah meminta apa pun, kecuali yakin saja kepada Allah. Masalahnya ga semua orang mau diurus oleh Allah. Dia memilih untuk mengurus dirinya sendiri, dengan percaya diri dia merasa bisa melakukannya sendiri. Tapi, dia tidak akan pernah bisa. Bahkan untuk menghilangkan 1 saja jerawat di wajah kita, kita gak bisa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jangan seperti Fir'aun yang sudah tenggelam, air laut sudah memenuhi dadanya, baru menyerahkan dirinya kepada Allah. Percaya kepada Allah. Namun pintu rahmat Allah sudah tertutup.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah SWT berfirman:</div>
<div style="text-align: right;">
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا</div>
<div style="text-align: justify;">
"... Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,"</div>
<div style="text-align: justify;">
(QS. At-Talaq 65: Ayat 2)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita menabung keta'atan kita untuk investasi, untuk pertolongan Allah, entah itu di dunia atau di akhirat. Dan kita jauh lebih membutuhkan pertolongan Allah di akhirat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Siapa yang bertawakal kepada Allah, cukuplah Allah baginya. Kenapa kita selalu merasa kurang? Karena kita tidak utuh bertawakal kepada Allah, sehingga Allah seolah tidak cukup untuk kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Kalau kalian bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sebenar-benarnya, benar-benar yakin kepada Allah, Allah akan memberikan rizki kepada kita seperti Allah memberikan rizki kepada burung."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
***</div>
CoratCoretIgarhttp://www.blogger.com/profile/00907630394438389598noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1961214975454590036.post-82497356392329313262019-02-13T20:55:00.003+07:002019-02-13T21:26:00.338+07:00Hidup Adalah Pilihan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUvW4rX6t7Kmhf814Vqe4ULL_nWq_Y8gTxinDx_vpD43-JYy6p4lmbmIGo9ll5f_1G5yUSulsj1DjJ8Suk5CMz1yqN3PAC-DucSVwR_ISU8omXUbUNeu6tVlnxKshqZCR_H6kqI6D3M6A/s1600/WhatsApp+Image+2019-02-11+at+8.09.59+AM.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="748" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUvW4rX6t7Kmhf814Vqe4ULL_nWq_Y8gTxinDx_vpD43-JYy6p4lmbmIGo9ll5f_1G5yUSulsj1DjJ8Suk5CMz1yqN3PAC-DucSVwR_ISU8omXUbUNeu6tVlnxKshqZCR_H6kqI6D3M6A/s320/WhatsApp+Image+2019-02-11+at+8.09.59+AM.jpeg" width="307" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
- Ust. Fatih Karim -</div>
<div style="text-align: center;">
Masjid Al Ukhuwah, 11 Februari 2019</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sumber masalah: tidak memahami takdir, Qadha dan Qadar dari Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Apa itu takdir?</div>
<div style="text-align: justify;">
Apa itu pilihan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://a9p9n2x2.stackpathcdn.com/wp-content/blogs.dir/1/files/2012/04/Mike-Tyson-620x480.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="620" height="154" src="https://a9p9n2x2.stackpathcdn.com/wp-content/blogs.dir/1/files/2012/04/Mike-Tyson-620x480.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tyson jadi petinju kelas dunia itu takdir atau pilihan hidupnya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://edm.com/.image/ar_16:9%2Cc_fill%2Ccs_srgb%2Cfl_progressive%2Cg_faces:center%2Cq_auto:good%2Cw_768/MTU3OTQ3NTQ5MDExOTQ1NDIy/b1ba73cb-d420-4123-86a3-f5f63a4fae97.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="432" data-original-width="768" height="112" src="https://edm.com/.image/ar_16:9%2Cc_fill%2Ccs_srgb%2Cfl_progressive%2Cg_faces:center%2Cq_auto:good%2Cw_768/MTU3OTQ3NTQ5MDExOTQ1NDIy/b1ba73cb-d420-4123-86a3-f5f63a4fae97.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Michael Jackson, menjadi penyanyi kelas dunia, superstar, terkenal, uang banyak, takdir atau pilihan hidup?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Takdir</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah semua itu sudah <i>takdir</i> kita?</div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah ini sudah menjadi<i> garis tangan</i> kita?</div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah semua ini adalah <i>nasib</i> kita?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masalah Qadho dan Qadar tidak pernah muncul di jaman sahabat. Masalah ini muncul sekitar abad IV hijriah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Masalah mulai muncul ketika banyak ulama yang menerjemahkan buku-buku filsafat Yunani ke dalam bahasa arab. Ulama tertantang untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam kajian filsafat Yunani tersebut yang menjadi masalah besar karena menyatakan bahwa segala yang terjadi di muka bumi itu atas kehendak manusia tanpa ada campur tangan Tuhan. Hingga terjadi perdebatan sengit di antara ulama-ulama Islam sampai saat ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah seseorang memang sudah nasibnya miskin sementara yang lain dinasibkan kaya?</div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah seseorang telah ditakdirkan menjadi karyawan, sementara yang lain takdirnya jadi direktur?</div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah seseorang telah digariskan menjadi ustadz, sementara yang lain digariskan sebagai koruptor?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di kalangan umat Islam terjadi perdebatan hingga memunculkan 2 kelompok ekstrim:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Golongan Mu'tazilah dan Qadariyah yang memahami bahwa manusia itu memiliki kekuasaan berkehendak, tidak ada campur tangan Allah. Seseorang beramal soleh dan mendapat pahala itu karena kebaikannya, bukan karena Allah.</li>
<li>Golongan Jabariyah yang memahami bahwa manusia itu tidak memiliki kebebasan, semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah. Segala sesuatu yang terjadi padanya adalah kehendak Allah. Dia baik atau jahat itu perbuatan Allah. Pertanyaannya, kalau ini perbuatan Allah, kenapa mereka yang bermaksiat diazab?</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Jadi, kelompok mana yang benar?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Takdir jangan dikaitkan dengan:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Ilmu Allah : Allah mengetahui semua yang akan dikerjakan manusia.</li>
<li>Kehendak Allah : Semua perbuatan manusia terjadi karena kehendak Allah.</li>
<li>Lauhul Mahfudz : Semua perbuatan manusia telah tertulis.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Masalahnya adalah:</div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah manusia dipaksa ketika melakukan sesuatu, memilih sesuatu dan menjadi sesuatu ataukah ia diberi kebebasan untuk memilihnya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Bagaimana yang benar?</b><br />
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/sHmOoz-xjSxfMMqxxX57BRQKys7avAMVSEUE_x1F2hSJfeD7PeGNVRL4djt4U-XXHCVC75R3d7c=s400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="294" data-original-width="400" height="292" src="https://3.bp.blogspot.com/sHmOoz-xjSxfMMqxxX57BRQKys7avAMVSEUE_x1F2hSJfeD7PeGNVRL4djt4U-XXHCVC75R3d7c=s400" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Manusia bisa memilih. Apakah dia sesuai syariat, atau tidak sesuai syariat. Jika sesuai dia akan mendapatkan pahala, jika tidak sesuai dia akan mendapatkan dosa. Contoh kasus: Dua orang saling jatuh cinta, menikah, sesuai syariat, dapat pahala. Dua orang saling jatuh cinta, pacaran, berdosa. Ini salah satu contoh pilihan hidup manusia yang dihisab oleh Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu, ada saat dimana manusia tidak bisa menguasai, tapi Allah yang menetapkan. Dan manusia tidak dihisab karena hal ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang anak di korea lahir dengan tangan dan kaki seperti capit kepiting. Ibunya tidak mau mengakui bayi yang dilahirkannya itu dan meminta suaminya untuk membuangnya. Namun suaminya berkata, "Ini anugerah dari Tuhan untuk kita." Hingga ketika anak itu tumbuh remaja, ia tumbuh menjadi seorang musisi, pianis, yang bayarannya sekali main Rp. 450.000.000,-. Baru setelah itu, ibunya bersyukur.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kita tidak pernah tahu ada apa dibalik takdir Allah. Karena manusia tidak bisa memilihnya, inilah Qadha. Dan manusia tidak berdosa karenanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Shalat atau tidak shalat, itu pilihan, bukan takdir. Maka Allah akan menghisabnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kapan meninggal? Dimana? Jam berapa? Tidak ada yang tahu. Siapa yang tahu pesawat Lion Air akan jatuh? Kalau mereka tahu, mereka tidak akan mau naik pesawat itu. Lalu bencana alam, gempa, tsunami, dll, manusia tidak bisa mengendalikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah namanya diluar kuasa manusia. Takdir.</div>
<div style="text-align: justify;">
Menjadi orang yg bertakwa atau tidak, itu pilihan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/OZzHF4YD5oev4wamswL-_qlFDonof1ZW9Jy3AchTNlD7izBk3_ChxFPBATLOuw2Nh4Jp0ferj_g=s400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="282" data-original-width="400" height="281" src="https://1.bp.blogspot.com/OZzHF4YD5oev4wamswL-_qlFDonof1ZW9Jy3AchTNlD7izBk3_ChxFPBATLOuw2Nh4Jp0ferj_g=s400" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di dalam kendali:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Petunjuk: Al Qur'an dan Rasul.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Modal: akal dan waktu.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Q.S Az Zalzalah 7-8</div>
<div style="text-align: justify;">
Kitalah yang memilih, mau jadi baik atau buruk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<div>
Allah SWT berfirman:</div>
<div>
<div style="text-align: right;">
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ</div>
</div>
<div>
"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."</div>
<div>
<div>
<div style="text-align: right;">
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ</div>
</div>
<div>
"Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."</div>
<div>
<br /></div>
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
QS. Al Mudatsir 38</div>
<div style="text-align: justify;">
<div>
Allah SWT berfirman:</div>
<div>
<div style="text-align: right;">
كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ</div>
</div>
<div>
"Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya,"</div>
<div>
(QS. Al-Muddassir 74: Ayat 38)</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
QS. Al Balad 10</div>
<div style="text-align: justify;">
<div>
Allah SWT berfirman:</div>
<div>
<div style="text-align: right;">
وَهَدَيْنٰهُ النَّجْدَيْنِ</div>
</div>
<div>
"Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan)."</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mau pake hijab atau nggak, mau pake harta haram atau halal, itu pilihan. Dan setiap pilihan ada konsekuensinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hidup penuh pilihan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/cBSHiel5AQPw8IS_ZbBWLEC3yVs2-qVq5rKUDjTwR9PAddyB4QGmU2QKTKsyNHqvlWMHcWL1MSY=s400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="259" data-original-width="400" height="258" src="https://1.bp.blogspot.com/cBSHiel5AQPw8IS_ZbBWLEC3yVs2-qVq5rKUDjTwR9PAddyB4QGmU2QKTKsyNHqvlWMHcWL1MSY=s400" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jalan menuju surga bukanlah jalan yang mudah, tapi jalan yang panjang, terjal dan berliku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hidup itu perjuangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hidup itu ga datar-datar aja.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau terus-terusan mendengar kata manusia, semua urusan tidak akan pernah selesai. Ga usah dengerin orang. Cape dengerin orang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penutup, seharusnya manusia lebih waspada terhadap perbuatan-perbuatan yang berasal dari kehendak bebasnya.<br />
<br />
***</div>
CoratCoretIgarhttp://www.blogger.com/profile/00907630394438389598noreply@blogger.com0