13/02/19

Hidup Adalah Pilihan

Diposting oleh CoratCoretIgar di 8:55 PM




- Ust. Fatih Karim -
Masjid Al Ukhuwah, 11 Februari 2019

Sumber masalah: tidak memahami takdir, Qadha dan Qadar dari Allah.
Apa itu takdir?
Apa itu pilihan?


Tyson jadi petinju kelas dunia itu takdir atau pilihan hidupnya?


Michael Jackson, menjadi penyanyi kelas dunia, superstar, terkenal, uang banyak, takdir atau pilihan hidup?

Takdir
Apakah semua itu sudah takdir kita?
Apakah ini sudah menjadi garis tangan kita?
Apakah semua ini adalah nasib kita?

Masalah Qadho dan Qadar tidak pernah muncul di jaman sahabat. Masalah ini muncul sekitar abad IV hijriah.
Masalah mulai muncul ketika banyak ulama yang menerjemahkan buku-buku filsafat Yunani ke dalam bahasa arab. Ulama tertantang untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam kajian filsafat Yunani tersebut yang menjadi masalah besar karena menyatakan bahwa segala yang terjadi di muka bumi itu atas kehendak manusia tanpa ada campur tangan Tuhan. Hingga terjadi perdebatan sengit di antara ulama-ulama Islam sampai saat ini.

Apakah seseorang memang sudah nasibnya miskin sementara yang lain dinasibkan kaya?
Apakah seseorang telah ditakdirkan menjadi karyawan, sementara yang lain takdirnya jadi direktur?
Apakah seseorang telah digariskan menjadi ustadz, sementara yang lain digariskan sebagai koruptor?

Di kalangan umat Islam terjadi perdebatan hingga memunculkan 2 kelompok ekstrim:
  1. Golongan Mu'tazilah dan Qadariyah yang memahami bahwa manusia itu memiliki kekuasaan berkehendak, tidak ada campur tangan Allah. Seseorang beramal soleh dan mendapat pahala itu karena kebaikannya, bukan karena Allah.
  2. Golongan Jabariyah yang memahami bahwa manusia itu tidak memiliki kebebasan, semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah. Segala sesuatu yang terjadi padanya adalah kehendak Allah. Dia baik atau jahat itu perbuatan Allah. Pertanyaannya, kalau ini perbuatan Allah, kenapa mereka yang bermaksiat diazab?

Jadi, kelompok mana yang benar?

Takdir jangan dikaitkan dengan:
  1. Ilmu Allah : Allah mengetahui semua yang akan dikerjakan manusia.
  2. Kehendak Allah : Semua perbuatan manusia terjadi karena kehendak Allah.
  3. Lauhul Mahfudz : Semua perbuatan manusia telah tertulis.
Masalahnya adalah:
Apakah manusia dipaksa ketika melakukan sesuatu, memilih sesuatu dan menjadi sesuatu ataukah ia diberi kebebasan untuk memilihnya?

Bagaimana yang benar?


Manusia bisa memilih. Apakah dia sesuai syariat, atau tidak sesuai syariat. Jika sesuai dia akan mendapatkan pahala, jika tidak sesuai dia akan mendapatkan dosa. Contoh kasus: Dua orang saling jatuh cinta, menikah, sesuai syariat, dapat pahala. Dua orang saling jatuh cinta, pacaran, berdosa. Ini salah satu contoh pilihan hidup manusia yang dihisab oleh Allah.

Lalu, ada saat dimana manusia tidak bisa menguasai, tapi Allah yang menetapkan. Dan manusia tidak dihisab karena hal ini.

Seorang anak di korea lahir dengan tangan dan kaki seperti capit kepiting. Ibunya tidak mau mengakui bayi yang dilahirkannya itu dan meminta suaminya untuk membuangnya. Namun suaminya berkata, "Ini anugerah dari Tuhan untuk kita." Hingga ketika anak itu tumbuh remaja, ia tumbuh menjadi seorang musisi, pianis, yang bayarannya sekali main Rp. 450.000.000,-. Baru setelah itu, ibunya bersyukur.
Kita tidak pernah tahu ada apa dibalik takdir Allah. Karena manusia tidak bisa memilihnya, inilah Qadha. Dan manusia tidak berdosa karenanya.

Shalat atau tidak shalat, itu pilihan, bukan takdir. Maka Allah akan menghisabnya.

Kapan meninggal? Dimana? Jam berapa? Tidak ada yang tahu. Siapa yang tahu pesawat Lion Air akan jatuh? Kalau mereka tahu, mereka tidak akan mau naik pesawat itu. Lalu bencana alam, gempa, tsunami, dll, manusia tidak bisa mengendalikan.
Inilah namanya diluar kuasa manusia. Takdir.
Menjadi orang yg bertakwa atau tidak, itu pilihan.


Di dalam kendali:
1. Petunjuk: Al Qur'an dan Rasul.
2. Modal: akal dan waktu.

Q.S Az Zalzalah 7-8
Kitalah yang memilih, mau jadi baik atau buruk.
Allah SWT berfirman:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ
"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ
"Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."

QS. Al Mudatsir 38
Allah SWT berfirman:
كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ
"Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya,"
(QS. Al-Muddassir 74: Ayat 38)

QS. Al Balad 10
Allah SWT berfirman:
وَهَدَيْنٰهُ النَّجْدَيْنِ
"Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan)."

Mau pake hijab atau nggak, mau pake harta haram atau halal, itu pilihan. Dan setiap pilihan ada konsekuensinya.

Hidup penuh pilihan.


Jalan menuju surga bukanlah jalan yang mudah, tapi jalan yang panjang, terjal dan berliku.
Hidup itu perjuangan.
Hidup itu ga datar-datar aja.
Kalau terus-terusan mendengar kata manusia, semua urusan tidak akan pernah selesai. Ga usah dengerin orang. Cape dengerin orang.

Penutup, seharusnya manusia lebih waspada terhadap perbuatan-perbuatan yang berasal dari kehendak bebasnya.

***

0 komentar:

Posting Komentar

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

 

CoratCoretIgar Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting